This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 14 Juni 2018

REVIEW JURNAL ( RESIDU PESTISIDA PADA TANAMAN HORTIKULTURA (STUDI KASUS DI DESA CIHANJUNG RAHAYU KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT))

INTI PERMASALAHAN
      Dampak dari penggunaan pestisida secara berlebihan atau tidak sesuai dengan standar penggunaan sehingga menimbulkan residu pestisida. Dan residu pestisida tersebut mengakibatkan gangguan kesehatan pada para petani. Dan juga ingin mengetahui jenis konsentrat residu pestisida yang ada pada tanaman hortikultura. Banyak petani menggunakan pestisida secara berlebihan sehingga residu pestisida lebih besar dibandingkan dengan standar maksimumnya. Sehingga berdampak buruk bagi kesehatan para petani,seperti petani mengalami mual-mual,gatal-gatal pada kulit,muntah dan juga asumsi asupan yang beresiko.


PENDAHULUAN
      Komoditi pertanian memiliki peran yang strategis dalam meningkatkan perolehan devisa terutama pada era perdagangan seperti komoditi hortikultura.Hortikultura adalah ilmu dan seni memproduksi, memperbaiki, pemasaran dan menggunakan buah-buahan, sayur-sayuran, dan juga tanaman hias. Permintaan pasar dalam negeri ataupun luar negeri mengalami peningkatan pada sektor komoditi hortikultura terutama pada buah-buahan dan sayur-sayuran.
      Komoditi hortikultura terutama buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan produk yang rawan akan residu pestisida. Produk hortikultura cenderung mudah rusak, mudah membusuk, memakan tempat dan juga menuntut persyaratan mutu seperti aroma,bentuk,ukuran,dan kesegaran. Pada keadaan tersebut petani terdorong untuk menggunakan pestisida secara berlebihan sehingga berdampak pada rawannya terhadap residu pestisida.
      Pada umumnya petani hortikultura khususnya petani buah-buahan dan sayur-sayuran lebih cenderung menggunakan pestisida berlebihan karena untuk mengamankan produk-produknya. Yang menyebabkan tingginya petani menggunakan pestisida berlebihan adalah karena para petani terlalu takut untuk menerima resiko gagal panen dan kurangnya informasi tentang pestisida yang mereka peroleh.
      Pada bidang pertanian, pestisida merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari budidaya pertanian.Residu pestisida pada lingkungan merupakan akibat buruk dari penggunaan atau aplikasi langsung pestisida. Pada komoditi hortikultura pestisida memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Di Indonesia, residu pestisida seperti pada buah-buahan dan sayur-sayuran telah dilaporkan memiliki residu yang telah melampaui batas maksimal 2ppm.
      Keprihatinan kita terhadap dampak residu pestisida terhadap kesehatan manusia menuntut untuk pengelolaan produk hortikultura yang tidak hanya didasarkan pada penampilan visual tetapi harus menyehatkan bagi tubuh manusia. Salah satu cara untuk mengelola produk pertanian adalah dengan cara pengaturan keamanan pangan legal melalui batas maksimum menggunakan pestisida.

      Menurut sudarmo (2007), setelah pestisida diaplikasikan bila bisa bertahan pada bidang sasaran atau pada lingkungan dalam jangka waktu yang relatif lama maka dikatakan persisten. Berdasarkan daerah endemik OPT, kandungan residu pestisida pada tanaman holtikultura pada bagian utara Jawa Barat lebih tinggi dibandingkan dengan bagian tengah dan selatan (Ardiwinata dkk.,1999). Residu pada produk sayur-sayuran diperkirakan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman lainnya. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan kajian residu pestisida pada tanaman hortikultura untuk mengetahui apa saja jenis konsentrat residu pestisida.

METODE PENELITIAN
      Penelitian tersebut dilakukan di Desa Cihanjung Rahayu, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat dengan luas wilayah 469.365 ha dan di Laboratorium Kimia Agro di Cikole Lembang. Hampir 80% tanaman hortikultura yang di tanam pada dataran tinggi berupa sayur-sayuran. Penelitian tersebut dilakukan dari bulan Juli sampai bulan September 2013.
Ø  Desain Penelitian  dan teknik Pengumpulan Data
      Penelitian tersebut menggunakan metode survei kuantitatif. Sampling survei dilakukan dengan metode systematic sampling (Iskandar,2009). Rancangan penelitian tersebut berdasarkan ketinggian tempat.
Data primer yang diperoleh bersumber dari wawancara kepada petani tentang jenis penggunaannya pestisida yang digunakan,cara mengaplikasikannya,dosisnya,dan frekuensi penggunaannya. Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian tersebut ialah:
1.    Batasan penelitian, penelitian tersebut dibatasi untuk mengetahui apa saja yang menjadi hambatan  untuk mencari informasi tentang residu pestisida terhadap tanaman hortikultura.
2.    Wawancara, dilakukan untuk memperoleh data primer yang diperlukan dalam penelitian.
3.    Pengamatan, dilakukan  untuk mengumpulkan gambaran umum kondisi biofisik lokasi penelitian tersebut.
4.    Pengumpulan data sekunder, diperlukan untuk mempercepat pemahaman tentang kondisi penduduk sekitar.
5.    Menetapkan aturan untuk mencatat informasi yang telah diperoleh.


Ø  Analisis Residu Pestisida
metode analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode analis multiresidu pestisida organoklor dalam matriks non lemak karena menggunakan sayur-sayuran. Metode tersebut digunakan  untuk  penetapan beberapa residu pestisida. Produk  yang digunakan untuk penelitian adalah produk sayur-sayuran yaitu brokoli. Analisis kandungan bahan aktif pestisida menggunakan bahan kimia dilakukan dengan metode kromatografi gas cair (KGC). Pengujian dilakukan dengan kromotografi gas. Kemudian jika residu sudah diketahui, maka akan disesuaikan standar batas residu maksimum.
Ø  Analisis Pemajanan
Analisis pemajanan menurut Rahman (2005) atau exposure assessment yang disebut juga penilaian kontak, yang bertujuan untuk mengenali jalur-jalur pajanan risk agent agar jumlah asupan yang diterima individu dalam populasi berisiko bisa dihitung.
Ø  Analisis Statistik
Untuk mendapat sebuah gambaran yang jelas tentang sampel maka peneliti menggunakan ukuran yang dihitung dari kumpulan data yang telah di peroleh.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Ø  Jenis Konsentrat Pestisida Pada Tanaman Hortikultura
Berdasarkan pada analisis residu pestisida pada tanaman hortikultura dengabn menggunakan kromatografi gas, diperoleh hasil residu pestisida sebesar 2,20 ppm. Yang menunjukkan bahwa residu pestisida lebih tinggi 10% dari batas maksimumnya pada indeks pertama. Dan pada indeks kedua residu pestisida lebih tinggi 20% dari batas maksimumnya yaitu sebesar 2,47 ppm. Pada indeks ke tiga residu pestisida lebih besar 82% dari batas maksimumnya yaitu sebesar 3,65 ppm. Dan pada indeks ke empat residu  pestisida lebih tinggi 60% dibandingkan dengan batas maksimumnya yaitu sebesar 3,21 ppm.



 Dengan demikian tentu berbahaya dan  berdampak buruk bagi kesehatan manusia baik jangka pendek  ataupun jangka  panjang. Para petani juga tidak  menggunakan masker pada saat melakukan penyemprotan dengan alasan sudah terbiasa. Dengan begitu menunjukkan bahwa pemahaman para petani terhadap bahaya pestisida masih kurang dan terbatas.

Ø  Dampak Penggunaan Pestisida Bagi Kesehatan
Terdapat beberapa jenis gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh penggunaan pestisida. Seperti pada para petani yaitu mual-mual, muntah, pusing, gatal-gatal pada kulit. Bervariasinya gejala tersebut mungkin karena daya tahan tubuh petani yang berbeda-beda.
Ø  Asumsi Asupan Beresiko Kesehatan
Dari hasil analisis statistik sederhana terhadap 100 orang sampel petani yang 75% mengalami gangguan kesehatan bahwa 1.505 g/hari dengan nilai tertinggi 4.014 g/hari dan jumlah  asupan beresiko terendah 423 g/hari.

KESIMPULAN
Komoditi pertanian memiliki peran yang strategis untuk menambah devisa negara terutama pada komoditi hortikultura. Komoditi  hortikultura seperti buah-buahan dan  sayur-sayuran. Untuk menjaga kesegaran buah dan sayuran tersebut para petani menggunakan pestisida yang berakibat residu pestisida. Para petani melakukan hal tersebut karena takut akan mengalami gagal panen. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang  residu pestisida pada tanaman  hortikultura. Hasil penelitian tersebut didapatkan terdapat bahan bahan kimia yang di temukan pada daerah bandung barat dan banyak  petani yang menggunakan pestisida tidak sesuai dengan standar pemakaiannya. Sehingga residu pestisida jauh lebih  tinggi beberapa persen dari standar maksimum yang telah ditentukan  oleh  BMR. Akibatnya diantara 100 orang petani 75 % nya mengalami gangguan kesehatan. Seperti mual-mual,gatal-gatal pada kulit,muntah, yang disebabkan  oleh kurangnya pemahaman para petani terhadap penggunaan pestisida.


REKOMENDASI
Diharapkan pemerintah dapat memberikan penyuluhan tentang  bahaya dari  pestisida, dan  memberikan pengawasan terhadap para petani agar para petani tidak menggunakan pestisida secara berlebihan sehingga residu pestisida tidak jauh lebih tinggi  dari standar maksimumnya.Disarankan untuk para petani agar tidak menggunakan  pestisida yang berbahan kimia, karena itu dapat  mengganggu kesehatan manusia. Gunakanlah pestisida organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau dari hewan dan gunakan pestisida sesuai dengan standar penggunaanya

Tugas Praktikum Pengantar Agribisnis


PROSES PERUBAHAN SOSIAL YANG TERJADI PADA DIRI SENDIRI

               Pada saat ini perubahan sosial yang terjadi pada diri saya terdapat pada cara berpakaian dan juga sikap atau tingkah laku. Mengapa saya memilih 2 hal tersebut karena menurut saya pada saat ini 2 hal tersebut yang mendominasi terjadinya perubahan sosial pada diri saya. Pada cara berpakaian saya dulu berpakaian sangat sederhana dan tidak terlalu memusingkan dengan apa yang akan saya pakai. Saya hanya memakai pakaian yang biasa biasa saja, yang tidak bergaya gaya. Seiring perkembangan zaman dan pengaruh dari luar, cara berpakaian saya mulai terpengaruh atau mulai berubah. Pengaruh dari luar tersebut dapat berasal dari pergaulan dengan teman dan juga kemajuan teknologi.    
            Dari pengaruh teman teman cara berpakaian saya mulai berubah sedikit demi sedikit, saya cenderung memakai pakaian yang lebih modern. Ditambah lagi dengan kemajuan teknologi, pada internet saya dapat melihat baju baju apa saja yang sedang tren pada saat ini. Sehingga saya mengikuti cara berpakaian tersebut karena takut ketinggalan zaman. Tetapi semakin dewasa saya semakin berpikir bahwa hal tersebut merupakan hal yang salah. Dengan kemajuan teknologi juga memudahkan saya untuk mengerjakan tugas. Jadi dengan pengaruh dari luar tersebut memberikan dampak positif dan negatif untuk saya. Yang kedua adalah sikap atau tingkah laku. Saya sangat menyadari bahwa sikap atau tingkah laku pada diri saya sendiri telah berubah. Yang dulu saya selalu kekanak kanakan dan selalu emosian. Pada saat ini sudah bisa untuk bersikap dewasa dan tidak gampang untuk terpancing emosi. Sekarang saya sudah bisa mengatur bagaimana caranya menyelesaikan masalah dengan tenang dan damai. Dan bagaimana menyelesaikan masalah dengan dewasa. Pada saat ini saya harus bisa memilih yang mana perubahan yang berdampak positif pada saya ataupun yang berdampak negatif pada saya.

Tugas sosiologi umum