This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 01 Januari 2018

ARTIKEL PERTANIAN DI INDONESIA

PERTANIAN DI INDONESIA
            Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2009 sekitar 238 juta jiwa dengan laju pertumbuhan per tahun sebesar 1,25%. Jikalau laju pertumbuhan penduduk terus menurun ke angka di bawah satu persen per tahun, pada tahun 2025 jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 272 juta jiwa (Baga & Puspita, 2013).  Kondisi tersebut Membutuhkan ketersediaan pangan yang cukup besar yang tentunya akan memerlukan upaya dan sumber daya yang besar untuk memenuhinya. Tingkat konsumsi pangan penduduk berkaitan dengan perilaku konsumsi masyarakat. Untuk mewujudkan ketahanan pangan perlu dilakukan penganekaragaman pangan yang bersumber dari pangan karbohidrat lain seperti gandum. Volume impor Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, volume impor gandum tertinggi di capai pada tahun 2008 sebanyak 4,9 ton.
            Selain gandum indonesia juga menghasilkan buah buahan lokal dan juga tanaman perkebunan lainnya. Dalam rangka peningkatan program-program pembangunan pertanian yang ditujukan untuk mendukung perkembangan sektor pertanian yang maju, efisien dan tangguh serta mampu meningkatkan kesejah- teraan petani dan pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri, pemerintah dalam jangka panjang melakukan pengembangan di sektor pertanian secara teknis melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan rehabilitasi, serta non teknis salah satunya melalui pengembangan komoditas unggulan tiap-tiap daerah.
              membanjirnya buah impor pada saat sebelum krisis moneter telah memojokkan buah-buahan lokal (Ekawati, Ellyta, & Rahmatullah, 2014). Oleh karena itu volume impor di Indonesia semakin meningkat. Buah lokal semakin banyak tersedia di pasar dengan harga yang bersaing, oleh karenanya krisis moneter seharusnya dapat menjadi momentum yang tepat untuk merencanakan pengembangan buah lokal sebagai komoditas unggulan untuk ekspor maupun konsumsi dalam negeri. Faktor kualitas, harga, merek, lokasi membeli, sumber informasi (preferensi), kualitas fisik, kemasan produk dan promosi mempengaruhi prilaku konsumen dalam pembelian (Ekawati et al., 2014).
             Sedangkan untuk tanaman perkebunan dianggap salah satu komoditas yang bisa diandalkan sebagai sentra agribisnis yang menggiurkan dan menjanjikan. Jenis tanaman tahunan perkebunan yang dominan ditanam di Indonesia antara lain karet, tebu, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kakao, lada, pala dan kayu manis (Hariyati, 2013). Sebagian besar tanaman perkebunan merupakan usaha perkebunan rakyat, sedangkan sisanya diusahakan oleh perkebunan besar, baik milik pemerintah maupun swasta yang saat ini mulai mengalami peningkatan yang cukup berarti (Hariyati, 2013).
            Indonesia merupakan eksportir ke empat dunia untuk komoditi kopi, dengan peran rata-rata sebesar 4,76 persen terhadap total ekpor dunia. Total produsen kopi di Indonesia mencapai 205 perusahaan, namun sebagian besar adalah perusahaan dengan usaha skala kecil yang hanya menguasai pangsa pasar sebesar delapan persen saja (Nalurita, Asmarantaka, & Jahroh, 2014).  Di pasar internasional, rendahnya mutu kopi Indonesia dan selera konsumen dunia yang lebih menyukai kopi jenis Arabika, sementara Indonesia hanya mampu menyumbang 27,7 persen kopi jenis Arabika dari total produksi kopi domestik, menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia.
             Selain perkebunan indonesia juga menghasilkan produk dari kehutanan  seperti produk kayu lapis. pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kehutanan bekerjasama dengan beberapa pihak (baik instansi teknis maupun LSM lingkungan) berusaha merumuskan sistem pemanfaataan hutan lestari. Hasil rumusan tersebut menghasilkan suatu kesepakatan kebijakan kehutanan melalui pemberlakuan verifikasi terhadap kayu yang beredar di pasar atau yang lebih dikenal dengan Sertifikat Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) (Widyastutik & Arianti, 2014). Isu mengenai mutu dan standar juga berkembang pada produk ekspor kayu lapis Indonesia. Negara-negara konsumen memunculkan persyaratan bukti legalitas kayu internasional. Seperti misalnya, Amerika Serikat dengan Amandemen Lacey Act, Uni Eropa dengan EU Timber Regulation, Australia dengan Prohibition Bill dan Jepang dengan Green Konyuho (Widyastutik & Arianti, 2014).



DAFTAR PUSTAKA
Baga, L. M., & Puspita, A. A. D. (2013). AGRIBISNIS GANDUM LOKAL DI INDONESIA. Jurnal Agribisnis Indonesia, 1(1), 9–26.
Ekawati, Ellyta, & Rahmatullah, R. (2014). ANALISIS PEMASARAN BUAH LOKAL DI KALIMANTAN BARAT. Jurnal Agribisnis Indonesia, 2(1), 11–20.
Hariyati, Y. (2013). ANALISIS USAHATANI KAKAO RAKYAT DI BERBAGAI POLA TANAM TUMPANG SARI. Jurnal Agribisnis Indonesia, 1(2), 155–166.
Nalurita, S., Asmarantaka, R. W., & Jahroh, S. (2014). ANALISIS DAYASAING DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI INDONESIA. Jurnal Agribisnis Indonesia, 2(1), 63–74.
Widyastutik, & Arianti, R. K. (2014). ANALISIS STRATEGI KEBIJAKAN MUTU DAN STANDAR PRODUK KAYU LAPIS DALAM RANGKA MENINGKATKAN DAYA SAING EKSPOR. In Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol. 2, pp. 75–92).


LANGKAH LANGKAH MENGGUNAKAN MENDELEY

  •  Membuat artikel yang bersumber dari ke 5 jurnal tersebut di MS Word .
  • Setelah membuat artikel, minimize MS Word tersebut lalu buka aplikasi mendeley hingga muncul tampilan seperti ini.


  • Kemudian sambungkan mendeley ke MS Word, ke tools lalu klik install MS Word Plugin. Jika sudah tersambung akan berubah menjadi Uninstall MS Word Plugin.  

  •   Add files 
  •   Cari file yang akan di masukkan ke mendeley, lalu open.
 

  • Klik 2 kali pada jurnal, lalu lihat apakah judul, authors,  jurnal, tahun, volume,nomor, page, dan abstrak sudah sama dengan jurnalnya apa tidak.

  • Jika tidak sama, maka ubah judul,authors, jurnal, tahun, volume, nomor, page, dan abstrak agar sama dengan jurnalnya.

  •  Apabila ternyata abstrak masih kosong atau berbeda, maka isilah abstrak sesuai dengan jurnal. 

  •    Lakukan hal yang sama terhadap jurnal ke 2.
 

  •    Lakukan hal yang sama terhadap jurnal ke 3.



  • Lakukan hal sama terhadap jurnal ke 4.


  • Lakukan hal yang sama pula terhadap jurnal ke 5.





  • Buka kembali artikel yang bersumber dari 5 jurnal  tersebut pada MS Word .tambahkan  sitasi pada artikel tersebut. ke references lalu klik insert citation, maka akan muncul seperti gambar dibawah  ini. Ketik nama authornya, jika sudah muncul klik OK.


  • Setelah di klik OK. Maka sitasi berhasil di tambahkan. Lakukan hal yang sama untuk menambahkan  sitasi yang lainnya.


  • Setelah menambahkan sitasi, kita akan membuat daftar pustaka secara otomatis. Ke references lalu klik insert bibliography.

  •  Maka daftar pustaka berhasil dibuat seperti gambar di bawah ini.