This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 28 Maret 2020

ANALISIS 2 VIDEO IKLAN


Video iklan shampoo pantene dan shampoo rejoice

Sasaran : sasaran iklan shampoo pantene ini untuk para wanita maupun pria dari usia remaja hingga dewasa. Dan dari konsumen golongan atas sampai golongan bawah. Sedangkan iklan shampoo rejoice lebih ditujukan pada para wanita terutama wanita  muslimah dari usia remaja sampai dewasa. Dan juga konsumen dari kalangan atas sampai bawah.

Value produk yang ditawarkan : shampoo pantene komposisi produk dari bahan-bahan alami dan berkhasiat untuk merawat rambut rusak, selain dari komposisi kemasannya pun di desain cukup unik dan menarik sehingga mudah diingat oleh konsumen. Dan juga harga yang ditawarkan cukup terjangkau. Sedangkan value yang  ditawarkan pada iklan shampoo rejoice memberikan solusi bagi wanita berhijab yang memiliki masalah rambut, hal ini mengasumsikan bahwa shampoo rejoice adalah produk yang mengerti masalah rambut wanita berhijab. Sehingga rambut senantiasa lembut dan  harum sepanjang hari.

Aspek dalam pengambilan keputusan :

Ekonomi : pada aspek ekonomi berdasarkan harga yang ditawarkan oleh masing masing produk cukup terjangkau. Sehingga baik produk shampoo pantene maupun shampoo rejoice sama sama cocok untuk konsumen yang memiliki pendapatan tinggi sampai rendah.

Pengalaman pribadi : pengalaman pribadi menjadi salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Konsumen yang memang sudah  lama membeli shampoo pantene akan cenderung membeli kembali shampoo tersebut. begitupun dengan shampoo rejoice, konsumen yang sudah  lama membeli atau memakai shampoo tersebut akan cenderung memilih shampoo rejoice lagi.

Media massa : media massa merupakan aspek enting dalam keputusan pembelian. Dengan adanya iklan yang ditayangkan akan membuat konsumen tertarik atau lebih berminat untuk membeli produk tersebut. seperti iklan shampoo pantene yang lebih ditujukan untuk  wanita yang berambut panjang, sehingga  wanita yang dalam kondisi  yang sama akan membeli produk tersebut. begitupula dengan iklan shampoo rejoice yang lebih ditujukan kepada para muslimah  untuk merawat rambut wanita berhijab.

Faktor keluarga : keluarga juga menjadi aspek dalam keputusan pembelian. Seorang konsumen membeli produk pantene karena merasa bahwa keluarganya senang ataupun cocok menggunakan produk tersebut. begitu pula dengan produk rejoice.

Kamis, 26 Maret 2020

ANALISIS HUBUNGAN 2 IKLAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN


IKLAN TV WARDAH
     Wardah merupakan kosmetik yang aman digunakan karena semua produk kosmetik Wardah sudah dikaji oleh LPPOM-MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia) sehingga produk kosmetik Wardah memiliki sertifikat halal. Adanya kandungan bahan yang aman dalam produk kosmetik Wardah, wanita dapat menggunakan kosmetik yang dinginkan yang tidak merugikan bagi mereka.  PT. Paragon Technology and Innovation memperkenalkan produk kosmetik Wardah melalui iklan televisi. Dengan adanya iklan kosmetik Wardah di televisi, wanita dapat memilih kosmetik yang dibutuhkan dalam mempercantik diri.
Iklan kosmetik Wardah di televise memberikan persepsi yang baik pada masyarakat. Hal ini menunjukkan semakin baik penilaian pada iklan maka semakin tinggi keputusan pembelian. Hasil penelitian ini, iklan produk kosmetik Wardah sudah dapat diterima baik dibenak responden. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa persepsi iklan khususnya melalui media televisi memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah.

IKLAN POSTER TEH PUCUK
      Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dimas Aditya Pradana (2012) dengan hasil kesimpulan; Pengaruh iklan, persepsi harga, citra merek, dan kepercayaan merek secara simultan, parsial dan dominan mempengaruhi keputusan pembelian. Informasi yang jelas dengan iklan poster yang menarik, dan juga diikuti dengan harga yang cukup terjangkau namun dengan kualitas tetap terjaga akan sangat mudah mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap teh pucuk harum.
Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan konsumen ketika akan memutuskan membeli suatu produk, maka hal utama adalah adanya iklan dan harga yang ditawarkan oleh perusahaan. Konsumen akan mendapatkan informasi mengenai suatu produk melalui iklan yang ditampilkan oleh perusahaan, untuk selanjutnya konsumen juga akan melihat harga dengan kesesuaian kualitas produk dan juga termasuk membandingkan harga produk-produk yang sejenis dengan yang ditawarkan perushaan. Maka perlu strategi yang baik dalam menggabungkan kedua faktor iklan dan harga agar dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen.

TINDAKAN KONSUMEN

Pengenalan kebutuhan
     Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi. Kebutuhan harus diaktifkan (activated) terlebih dahulu sebelum ia bisa dikenali (recognized). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuhan (need activation, Engel, Blackwell, dan Miniard, 1995).
1.      Waktu
2.      Perubahan Situasi
3.      Pemilikan Produk
4.      Konsumsi Produk
5.      Perbedaan Individu
6.      Pengaruh Pemasaran
Sumber Kebutuhan
     Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk.

1.    Pencarian Internal, Langkah pertama konsumen akan berusaha mengingat semua produk dan merek. Konsumen akan mendapatkan beberapa produk dan merek yang sangat dikenalnya, namun konsumen juga akan mengingat beberapa produk atau merek tetapi tidak dikenalnya secara baik. langkah kedua konsumen akan berdokus kepada produk dan merek yang sangat dikenalnya. Ia akan membagi produk yang dikenalnya tersebut ke dalam tiga kategori. Pertama adalah kelompok yang dipertimbangkan (consideration set atau enoked set), kedua adalah kelompok yang tidak berbeda (inert set), ketiga adalah kelompok yang ditolak.

2.    Pencarian eksternal, Konsumen munngkin cukup sampai pencarian internal jika apa yang dicari telah terpenuhi. Pencarian eksternal adalah proses pencarian informasi mengenai berbagai produk dan merek, pembelian maupun konsumsi kepada lingkungan konsumen. Konsumen akan membaca kemasan, surat kabar, majalah konsumen, melihat dan mendengar berbagai iklan produk.

Evaluasi Alternatif Produk
     Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merk dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Pada proses evaluasi alternatif, konsumen membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan kriteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya.

Kriteria Evaluasi
     Konsumen sering membuat keputusan berdasarkan pengaruh atau pada sikap secara keseluruhan terhadap merek atau untuk meminimalkan usaha atau emosi negatif. kriteria evaluasi biasanya fitur produk atau atribut yang terkait dengan baik manfaat yang diinginkan oleh pelanggan atau biaya yang harus mereka keluarkan. Jenis kriteria evaluatif digunakan dalam keputusan bervariasi dari segi biaya nyata dan kinerja untuk faktor intangible seperti gaya, rasa, prestise, perasaan yang dihasilkan, dan citra merek. Pemasar harus memahami kriteria yang digunakan konsumen untuk mengevaluasi merek mereka.

Seleksi dan Pembelian Produk
     Sebelum memutuskan pembelian produk konsumen akan menyeleksi produk mana yang akan dia beli dan yang sesuai dengan kebutuhan maupun keinginannya. Pada proses ini terdapat beberapa tahapan yaitu:
Pengenalan MAsalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian

Pasca Komunikasi Produk
     Setelah pembelian dilakukan, konsumen akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Jika konsumen merasa puas maka ia akan menunjukkankemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. konsumen yang merasa puas cenderung akan mengatakan hal-hal yang baik mengenai suatu produk terhadap orang lain. sebaliknya apabila konsumen merasa tidak puas, maka akan memungkinkan ia melakukan salah satu dari dua tindakan ini yaitu: membuang produk atau mengembalikan produk tersebut atau mereka mungkin berusaha untuk mengurangi ketidakpuasan dengan mencari informasi yang mungkin memperkuat nilai produk tersebut. Sedangkan Louden mengungkapkan apabila konsumen mengalami ketidakpuasan ada beberapa kemungkinan hasil yang negatif akan muncul yaitu:
1.    Konsumen akan menunjukkan ketidakpuasannya ucapan atau komunikasi yang tidak baik.
2.    Konsumen mungkin tidak akan membeli lagi produk tersebut
3.    Atau konsumen akan mengeluh

Selasa, 17 Maret 2020

FAKTOR KEBUDAYAAN PERILAKU KONSUMEN

BUDAYA
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
PENGARUH BUDAYA TERHADAP PEMBELIAN
1.   Pengaruh Budaya Terhadap Pemaknaan Sebuah Produk.
Budaya menuntun individu dan masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan maupun keinginan terhadap barang dan jasa. Tuntunan budaya tersebut dapat berupa nilai ataupun norma. Dalam tiap-tiap kebudayaan, terdapat ciri khas masing–masing yang membawa pemaknaan terhadap suatu produk.
2.   Pengaruh Budaya Terhadap Pengambilan Keputusan Individu.
Individu dalam mengambil keputusan untuk berkonsumsi, tidak dapat dipisahkan dari pengaruh budaya. Di antaranya di pengaruhi nilai dan norma. Di dalam masyarakat terdapat ide/gagasan mengenai, apakah suatu pengalaman berharga, tidak berharga, bernilai, tidak bernilai, pantas atau tidak. Inilah yang di artikan sebagai nilai. Sedangkan norma sendiri dimaknai sebagai peraturan yang ditetapkan secara bersama-sama, yang menuntun perilaku seseorang dalam mengambil keputusan.
3.   Pengaruh Budaya yang Berupa Tradisi.
Tradisi adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang merupakan serangkaian langkah-langkah (berbagai perilaku) yang muncul dalam rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang. . Hal yang penting dari tradisi ini untuk para pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap masyarakat yang menganutnya. Misalnya yaitu natal, yang selalu berhubungan dengan pohon cemara.
4.   Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan.
Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode “Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan dan standar mengenai kapan waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada waktu makan.
5.   Pengaruh Budaya yang tidak disadari.
Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan . Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering diterima begitu saja.
6.   Pengaruh Budaya dapat dipelajari.
Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk budaya seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui secara umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara berperilaku.
SUB BUDAYA DEMOGRAFI
      Sub-Budaya Etnis
Etnis dapat diartikan sebagai kelompok orang yang mempunyai norma dan nilai spesifik yang sama dalam persepsi dan kognisi yang berbeda dengan persepsi dan kognisi kelompok lain dalam masyarakat yang lebih luas, nilai ini dapat terbentuk dari segi fisik, agama, geografis atau faktor lainnya namun tidak mutlak.
2    Sub-Budaya Agama
Banyaknya variasi dan pluraris serta sifatnya yang pribadi membuat kelompok agama mempunyai pengaruh penting bagi konsumsi suatu masyarakat, kelompok keagamaan akan memperlihatkan preferensi dan tabu yang spesifik. Pemasar hendaknya dapat memperhatikan secara seksama preferensi dan tabu yang spesifik atas barang yang dihasilkan karena akan mempengaruhi perilaku pembeli dari sub-budaya kelompok kagamaan yang dimaksud.
      Sub-Budaya Geografis dan Regional
 Daerah geografis suatu negara kadang mengembangkan budayanya sendiri. Daerah barat daya merika Serikat dikenal karena gaya hidup kasual yang meninjolkan busana yang nyaman, hiburan luar rumah, dan olahraga yang aktif dan juga tampak lebih inovatif ke arah produk baru sperti bedak kosmetisbila dibandingkan dengan sifat konservatif dan malu-malu yang mencirikan beberapa daerah negara tersebut.
      Sub-Budaya Usia
Kelompok usia dapat juga dianalisis sebagai sebuah sub-budaya karena sering memiliki nilai dan perilaku yang berbeda, namun pemasaran harus berhati-hati dalam mensegmen konsumen jika didasarkan pada usia mereka yang sebenarnya, karena sebagian konsumen dewasa merasa mereka masih muda, sebaliknya ada pula konsumen remaja yang menganggap dirinya sudah dewasa.
      Sub-Budaya Jenis Kelamin
Untuk beberapa tujuan pemasaran, perbedaan jenis kelamin mungkin cukup signifikan untuk memandang kedua jenis kelamin sebagai suatu sub-budaya yang berbeda. Kepemilikan produk dipandang oleh sebagian pria sebagai cara untuk mendominasi dan mengungkapkan kekuasaan atas orang lain, membedakan dirinya dari orang lain dan mungkin bentuk terselubung dari agresi terhadap orang lain. Wanita, sebaliknya, cenderung menilai tinggi barang milik yang dapat memperkuat hubungan personal dan sosial.
KELAS SOSIAL
Kelas sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarchis), yang mana terjadinya pembedaan kelas dalam masyarakat tersebut didasarkan pada faktor ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan keterkaitan status (jabatan) seorang anggota keluarga dengan status anggota keluarga yang lain, bilamana jabatan kepala keluarga naik, maka status anggota keluarga yang lain ikut naik pula.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KELAS SOSIAL
1     Kekayaan dan penghasilan
Uang memang merupakan determinan kelas sosial yang penting, hal tersebut sebagian disebabkan oleh perannya dalam memberikan gambaran tentang latar belakang keluarga dan cara hidup seseorang.
2    Pekerjaan
Pekerjaan juga merupakan aspek kelas sosial yang penting, karena begitu banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Jika dapat mengetahui jenis pekerjaan seseorang, maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar  hidup, teman bergaul, jam bekerja, dan kebiasaan sehari- harinya.
3     Pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap lahirnya kelas sosial dimasyarakat, hal ini disebabkan karena apabila seseorang mendapatkan pendidikan yang tinggi maka memerlukan biaya dan motivasi yang besar, kemudian jenis dan tinggi- rendahnya pendidikan juga mempengaruhi jenjang kelas sosial.
MACAM-MACAM KELAS SOSIAL
Dikalangan para ahli sosiologi kita menjumpai keanekaragaman dalam penentuan jumlah lapisan sosial. Mosca membedakan antara kelas yang berkuasa dan kelas yang dikuasai, antara orang kaya dan orang miskin. Namun sejumlah ilmuwan sosial membedakan menjadi tiga kelas atau lebih, yaitu :
1.  Kelas atas, kelas ini ditandai oleh besarnya kekayaan, pengaruh baik dalam sektor-sektor masyarakat perseorangan ataupun umum, berpenghasilan tinggi, tingkat pendidikan yang tinggi, dan kestabilan kehidupan keluarga.
2.    Kelas menengah, kelas ini di tandai oleh tingkat pendidikan yang tinggi, penghasilan dan mempunyai penghargaan yang tinggi terhadap kerja keras, pendidikan, kebutuhan menabung dan perencanaan masa depan, serta mereka dilibatkan dalam kegiatan komunitas.
3.    Kelas bawah, kelas ini biasanya terdiri dari kaum buruh kasar, penghasilannya pun relatif lebih rendah sehingga mereka tidak mampu menabung, lebih berusaha memenuhi kebutuhan langsung daripada memenuhi kebutuhan masa depan, berpendidikan rendah, dan penerima dana kesejahteraan dari pemerintah.









Sabtu, 07 Maret 2020

FAKTOR SOSIAL PERILAKU KONSUMEN


KELOMPOK REFERENSI
Kelompok referensi (reference group) adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok referensi digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respons afektif, kognitif, dan perilaku. Kelompok referensi akan memberikan standar dan nilai yang akan mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam perspektif pemasaran, kelompok referensi adalah kelompok yang berfungsi sebagi referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi.

PENGARUH KELOMPOK REFERENSI
Pengaruh Normatif, adalah pengaruh dari kelompok acuan terhadap seseorang melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan diikuti. Pengaruh normatif akan semakin kuat terhadap seseorang untuk mengikuti kelompok referensi jika ada tekanan kuat untuk mematuhi norma-norma yang ada, penerimaan sosial sebagai motivasi kuat, dan produk dan jasa yang dibeli akan terlihat sebagai simbol dari norma sosial.
Pengaruh Ekspresi Nilai, Kelompok referensi akan mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai pembawa ekspresi nilai. Seorang konsumen akan membeli kendaraan mewah dengan tujuan agar orang lain bisa memandangnya sebagai orang yang sukses atau kendaraan tersebut dapat meningkatkan citra  dirinya.
Pengaruh Informasi, Kelompok referensi akan mempengaruhi pilihan produk atau merek dari seorang konsumen, karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya sarannya, karena ia memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik. seorang dokter adalah kelompok acuan bagi para pasiennya.

KELUARGA
Keluarga (family) adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal bersama. Keluarga inti (nuclear family) adalah kelompok langsung yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tingga bersama. Keluarga besar (extended family) mencakup keluarga inti, ditambah kerabat lain, seperti kakek-nenek, paman dan bibi, sepupu dan kerabat karena perkawinan.

ALASAN KELUARGA MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Keluarga mempunyai pengaruh penting dalam perilaku konsumen, yakni: Pertama, banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, barangkali dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli oleh keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam pelbagai tahap keputusan.

PERANAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
Ayah, sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
Ibu, mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
Anak-anak, melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.