Komoditi pertanian memiliki peran yang
strategis dalam meningkatkan perolehan devisa terutama pada era perdagangan
seperti komoditi hortikultura.Hortikultura adalah ilmu dan seni memproduksi, memperbaiki,
pemasaran dan menggunakan buah-buahan, sayur-sayuran, dan juga tanaman hias. Permintaan
pasar dalam negeri ataupun luar negeri mengalami peningkatan pada sektor
komoditi hortikultura terutama pada buah-buahan dan sayur-sayuran.
Komoditi hortikultura terutama
buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan produk yang rawan akan residu
pestisida. Produk hortikultura cenderung mudah rusak, mudah membusuk, memakan
tempat dan juga menuntut persyaratan mutu seperti aroma,bentuk,ukuran,dan
kesegaran. Pada keadaan tersebut petani terdorong untuk menggunakan pestisida
secara berlebihan sehingga berdampak pada rawannya terhadap residu pestisida.
Pada umumnya petani hortikultura
khususnya petani buah-buahan dan sayur-sayuran lebih cenderung menggunakan pestisida
berlebihan karena untuk mengamankan produk-produknya. Yang menyebabkan
tingginya petani menggunakan pestisida berlebihan adalah karena para petani
terlalu takut untuk menerima resiko gagal panen dan kurangnya informasi tentang
pestisida yang mereka peroleh.
Pada bidang pertanian, pestisida
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari budidaya pertanian.Residu
pestisida pada lingkungan merupakan akibat buruk dari penggunaan atau aplikasi
langsung pestisida. Pada komoditi hortikultura pestisida memiliki dampak buruk
bagi kesehatan. Di Indonesia, residu pestisida seperti pada buah-buahan dan
sayur-sayuran telah dilaporkan memiliki residu yang telah melampaui batas
maksimal 2ppm.
Keprihatinan kita terhadap dampak residu
pestisida terhadap kesehatan manusia menuntut untuk pengelolaan produk
hortikultura yang tidak hanya didasarkan pada penampilan visual tetapi harus
menyehatkan bagi tubuh manusia. Salah satu cara untuk mengelola produk
pertanian adalah dengan cara pengaturan keamanan pangan legal melalui batas
maksimum menggunakan pestisida.
Menurut sudarmo (2007), setelah pestisida
diaplikasikan bila bisa bertahan pada bidang sasaran atau pada lingkungan dalam
jangka waktu yang relatif lama maka dikatakan persisten. Berdasarkan daerah
endemik OPT, kandungan residu pestisida pada tanaman holtikultura pada bagian
utara Jawa Barat lebih tinggi dibandingkan dengan bagian tengah dan selatan
(Ardiwinata dkk.,1999). Residu pada produk sayur-sayuran diperkirakan jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman lainnya.